Senin, 15 Oktober 2012

Mereka Dilantik Menjadi Saksi Iman

Mgr.Bumbun sedang memberikan sakramen krisma
Dengan menerima Krisma berarti Anda dinilai sudah dewasa dalam iman, dilantik menjadi saksi iman dan terlibat penuh dalam Gereja. Karena itu Anda wajib menjadi iman yang hidup, menjadi kesaksian atas karya penyelamatan di dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Sakramen Krisma adalah sakramen penguatan atau bisa juga disebut sakramen pendewasaan diri. Artinya Anda sudah dewasa, sudah siap memikul Salib Kristus.

Demikian pesan  Uskup Agung Pontianak Mgr.Hieronymus Bumbun OFM Cap.dalam khotahnya pada misa penerimaan Sakramen Krisma dan Pelantikan Prodiakon di Gereja Stella Maris, Keuskupan Agung Pontianak Minggu 14 Oktober 2012. Mg.Bumbun didamping tiga imam sebagai konselebran, yakni Pastor Jefri Bogia, MSC., Pastor Herman Mayong OFM Cap., dan Pastor Aga,OFM Cap. Pemberian sakreman krisma diwujudkan dalam bentuk pemberian minyak krisma dan ditamparsalah satu pipi oleh Uskup. Pengurapan dengan minyak Krisma ini berarti umat Katolik yang sudah menerima Krisma Dikuduskan, Dikhususkan, dan menerima Kuasa untuk melakukan tugas perutusan sebagai umat beriman (1 Samuel 10:1; 1Samuel 16:13;  1 Raja-Raja 1:39). “Dengan menerima Sakramen Krisma, kita menerima Roh Kudus yang merupakan meterai, Tanda bahwa kita ini milik Allah,”jelas Uskup Bumbun.
Sebagian penerima krisma foto bersama Mgr.Bumbun

Setelah melalui pelajaran selama tiga bulan, sebanyak 119 orang umat Katolik di Paroki Stella Maris atau Paroki Siantan layak menerima sakramen krisma. “Semula ada 124 orang, namun karena ada yang berhalangan dan belum memenuhi syarat maka hanya 119 orang yang layakmenerima sakramen Krisma ini,”jelas Maran Marsel, ketua Tim Pengajar Calon Krisma.

Lebih lanjut Mgr. Bumbun menjelaskan kepada para krismawan dan krismawati (sebutan untuk orang yang menerima krisma-red) bahwa sakramen Krisma adalah salah satu dari tiga sakramen inisiasi Katolik, yaitu Pembaptisan, Krisma dan Ekaristi. Sakramen Krisma memiliki dasar Kitab Suci dari Kisah Para Rasul 8:16-17 "Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus." Juga dalam Kisah Para Rasul 19:5-6 "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat". dari kedua kutipan ini jelas bahwa Sakramen Krisma membutuhkan penumpangan tangan untuk mengundang Roh Kudus.

Di dalam sakramen Krisma, kita menerima "Kepenuhan Roh Kudus" sehingga kita dapat secara penuh dan aktif berkarya dalam Gereja. bandingkan dengan para rasul yang menerima Roh Kudus saat Pantekosta, sebelum peristiwa Pantekosta mereka sudah menerima Roh Kudus (INjil Yohanes 20:22) tetapi mereka baru 'aktif' sesudah Pantekosta. Demikian juga  halnya dengan kita karena sebenarnya Roh Kuduspun sudah kita terima saat Permandian, yaitu Roh yang menjadikan kita Anak-Anak Allah, dan yang membersihkan kita dari Dosa Asal. Itulah disebutkan bahwa Sakramen Babtis adalah Sakramen Paskah dan Sakramen Krisma adalah Sakramen Pantekosta.

20 Prodiakon
Prodiakon bersama Mgr.Bumbun dan P.Jefri
Dalam misa kudus yang diikuti sekitar 800 umat tersebut juga dikukuhkan 20 orang prodiakon awam masa bakti 2012-2015. Mereka yang dipilih adalah tokoh-tokoh Katolik yang mempunyai integritas baik. Sebelum bertugas mereka mendapat pembekalan dari pastor paroki. Tugas utama pro diakon ini adalah memberikan pelayanan penerimaan sakramen ekaristi kudus dalam setiap misa ataupun pemberian sakremen ekaristi kepada umat yang sakit. ”Prodiakon harus siap 24 jam melayani umat dalam penerimaan sakramen ekaristi kudus,”pinta Uskup Bumbun.

Diantara 20 prodiakon tersebut ada empat orang perempuan, yakni Elisabet Maran, Agnes Sophia Tampa, Nelly Gunawati dan Sri Juariningsih. Inilah pertama kalinya ada prodiakon awam di Paroki Stella Maris. Prodiakon lainnya adalah Adi Samuel, Alfonsus Ayab, Aloyius Eddy Joni, Ambrosius Icik, Anton Suprayogi, Frans Sukadi, FX Sukasbi, Gregorius, Hermanus Abeh, Hilarius Djonis, Marius Sim Oit Tjiang, Suripto, Yohanes Saronto, Yohanes Awan, Yohanes Suardjono dan Yordanus Djali.*

Edi V.Petebang, Seksi Komsos Paroki Stella Maris  



                                                                                                               



Tidak ada komentar:

Posting Komentar