Selasa, 18 September 2012

Bulan Kitab Suci Nasional 2012: MENYAKSIKAN MUKJIZAT TUHAN

“Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan”. (Luk. 5:26)

Gagasan Pendukung:Mukjizat.


Tahun 1975-1976 boleh dikatakan merupakan tahun-tahun awal bagi apa yang sekrang disebut dengan Bulan Kitab Suci Nasional. Selama kira-kira 35 tahun sejak saat itu, aneka macam tema sudah ditawarkan dan dibahas bersama umat dalam rangka menggairahkan minat umat beriman kepada Kitab Suci. Pada bulan Kitab Suci tahun 2011, umat beriman diajak mendengarkan dan merenungkan perumpamaan-perumpamaan Sang Guru, yaitu Yesus. Pada kesempatan yang sama untuk tahun ini, tahun 2012, umat beriman diajak mendengarkan dan merenungkan mukjizat-mukjizat yang dikerjakanNya.

Dalam karya Yesus, perumpamaan dan mukjizat memang tidak bisa dipisahkan. Keduanya berkaitan amat erat dan saling menentukan. Keduanya menjadi unsur pokok dari karya publik Yesus. Silakan membaca Injil dan kita akan menyadari bahwa yang dibuat oleh Yesus dalam pelayanan publik-Nya, praktis hanya dua hal, yaitu apa yang Ia katakan dan apa yang Ia lakukan, atau dengan pasangan kata yang lain, SABDA dan KARYA. Dari sekian banyak pengajaran yang diberikan oleh Yesus, beberapa di antaranya adalah perumpamaan; sementara dari sekian banyak yang dibuat oleh Yesus , beberapa di antaranya adalah tindakan yang kerap kali disebut mukjizat. Karena itu, memang merupakan suatu langkah yang pas kalau tahun ini kita membahas mukjizat setelah tahun sebelumnya, kita merenungkan kata-kata atau Firman Yesus, khususnya yang berbentuk perumpamaan. Untuk membantu jemaat beriman memasuki Bulan Kitab Suci tahun 2012, disusunlah gagasan pendukung ini.

Lalu bagaimana gagasan pendukung ini mau dikemas? Mukjizat-mukjizat Yesus bisa dipandang dari berbagai sudut pandang. Karena itu, kita mencoba membahas beberapa aspek penting dari mukjizat itu agar mempunyai gambaran yang kurang lebih lengkap tentang mukjizat-mukjizat Yesus. Selain beberapa ulasan tentang mukjizat secara umum, akan disampaikan juga pembahasan empat kisah mukjizat yang akan kita jadikan bahan dalam pertemuan Bulan Kitab Suci Nasional 2012.

Pertemuan I: Menyembuhkan Orang Lumpuh (Matius 9:1-8).
Pertemuan II: Mengusir Roh Jahat di Gerasa (Markus 5:1-20).
Pertemuan III: Anak Muda di Nain. (Lukas 7:11-17).
Pertemuan IV: Mengubah Air Menjadi Anggur. (Yohanes 2:1-11).

Yesus dan Mukjizat-mukjizat-Nya
Tidak bisa dipungkiri bahwa kata mukjizat bagai magnet yang mengundang banyak orang untuk memperbincangkan dan mempersoalkannya. Tidak harus dipungkiri bahwa mukjizat bisa kita teropong dari berbagai macam sudut, baik dalam konteks religius maupun di luar konteks religius. Akan tetapi, karena pada hari-hari ini kita mau membahas mukjizat dalam rangka Bulan Kitab Suci, maka tepatlah kalau kita mengawali pembicaraan tentang mukjizat ini dari Kitab Suci. Bahwa nanti kita juga akan menyinggung kisah mukjizat dari perspektif lain, itu lain perkara.
Lukas memberi kesaksian bahwa pada suatu hari ketika Yohanes Pembaptis mendengar kabar dari murid-muridnya tentang apa yang diperbuat oleh Yesus, ia mengutus dua di antara muridnya untuk menghadap Yesus dengan membawa pertanyaan ini, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Dan kepada mereka, Yesus memberikan jawaban demikian, “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” (Luk. 7:22, bdk. Mat. 11:4-5). “…apa yang kamu lihat dan kamu dengar…” Kata-kata Tuhan ini biasanya menunjuk pada dua unsur pelayanan Yesus, yaitu ‘yang dilihat’ atau karya atau tindakan Yesus ‘yang didengar’ atau pewartaan atau sabda Yesus.
Pada kesempatan lain, tatkala menceritakan pengalaman dua murid yang sedang berjalan dari Yerusalem ke Emaus, Lukas mengisahkan pembicaraan antara dua murid itu dengan Yesus yang bangkit, tetapi tidak mereka kenal. Tentang Yesus dari Nazaret, dua orang itu mengatakan, “Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan seluruh bangsa kami” (Luk. 24:9). Sekali lagi di sini dipakai rumusan ‘pekerjaan dan perkataan’.
Kalau kita membuka Injil-khususnya Injil pertama, kedua, dan ketiga- kita akan bertemu dengan sekian banyak kisah mukjizat Yesus. Terus terang tidak mudah menentukan secara persis berapa mukjizat yang sebenarnya dikerjakan oleh Yesus. Bisa terjadi satu peristiwa diceritakan beberapa kali dengan detail yang sedikit agak berbeda. Meskipun demikian, secara umum, bisa dikatakan bahwa kisah mukjizat Yesus terdapat dalam daftar di bawah ini:
11 mukjizat
Matius
Markus
Lukas
4 mukjizat
Matius

Lukas
1 mukjizat

Markus
Lukas
2 mukjizat
Matius

Lukas
3 mukjizat
Matius


2 mukjizat

Markus

7 mukjizat


Lukas
Persoalannya semakin merepotkan karena kadangkala kita juga berhadapan dengan teks yang hanya menyebutkan bahwa telah terjadi mukjizat tanpa mengisahkan apa dan bagaimana terjadinya. Misalnya, di antara para ibu yang mengikuti Yesus, ada seorang yang oleh Lukas disebut demikian, “Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat?” (Luk.8:2 bdk. Mrk. 16:9). Tampaklah atas diri Maria Magdalena pernah terjadi mukjizat pengusiran setan. Tetapi, di dalam Injil tidak ada kisah mendetail tentang hal itu. Belum lagi kalau kita berhadpan dengan informasi seperti ini:
“Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadan dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta menyembuhkan orang-orang di antara bangsa itu dari segala penyakit dan kelemahan mereka. Lalu tersebarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepadaNya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita berbagai penyakit dan senggsara, yang kerasukan setan, yang sakit ayan, dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. (Mat.4:22-23).
Dari teks seperti ini, yang lazim disebut sebagai Summarium, kita hanya tahu bahwa mukjizat terjadi. Tetapi sekali lagi, kita sama sekali tidak tahu berapa kali mukjizat Yesus terjadi, mukjizat apa yang terjadi, atau bagaimana mukjizat itu terjadi.
Di dalam tradisi Injil Yohanes, kita hanya mendapatkan tujuh mukjizat dalam bagian pertama Injil, yang biasa disebut Kitab Tanda-Tanda. (Yoh.1-12) dan satu lagi pada bagian appendiks (Yoh. 21). Dalam Injil Yohanes, dipergunakan istilah ‘tanda’ (semeion) untuk menyebut mukjizat (lht Yoh. 2:11; 4:54). Mukjzat-mukjzat itu bisa kita perinci sebagai berikut:
  • Tiga mukjizat penyembuhan (Yoh. 4:43-54; 5:1-47; 9:1-41).
  • Satu mukjizat menghidupkan orang mati. (Yoh. 11:1-44).
  • Empat mukjizat alam. (Yoh. 2:1-12; 6:1-13; 6:16-21; 21:6-11).
Dari antara empat mukjizat alam ini ada dua yang mempunyai padanan dalam injil sinoptik, yaitu pemberian makan kepada lima ribu orang (Yoh.6:1-13 bdk. Mrk.6:30-44) dan Yesus berjalan di atas air (Yoh. 6:16-21 bdk. Mrk. 6:45-52).
Yang juga menarik dalam Injil Yohanes adalah bahwa Injil ini tidak mempunyai kisah mukjizat pengusiran setan. Di dalam Injil Yohanes memang tidak sekali pun disebutkan mengenai roh bisu atau roh jahat. Apakah hal ini mencerminkan suatu pemahaman yang lebih maju tentang setan dan penusiran setan? Dalam Yohanes 10:21, kita mendapatkan teks yang berbunyi, “Itu bukan perkataan orang yang kerasukan setan; dapatkan setan memelekkan mata orang-orang buta?” Menurut keterangan ini, setan atau roh jahat tampaknya tidak mempunyai kekuatan sebagaimana dikisahkan dalam Injil sinoptik, seperti : mengguncankan orang yang dirasukinya. (Mrk.1:26) atau berteriak-teriak (Mrk. 3:11), atau menyeret orang yang dimasukinya (Luk. 8:29).
Memperhatikan begitu banyaknya mukjizat yang diperbuat oleh Yesus, tampaknya kita perlu menyimpulkan bahwa karya mukjizat bukanlah pekerjaan sampingan saja. Mukjizat Yesus merupakan bagian integral dari seluruh karya pelayanan publik-Nya. Jika demikian, kita bisa bertanya: apa sebenarnya tugas utama yang mesti dilaksanakan oleh Yesus?
Mukjizat dan Ragamnya

Di dalam Injil

diceritakan sekian banyak mukjizat mengagumkan yang dibuat oleh Yesus. Flavius Josephus, sejarawan Yahudi abad pertama, juga memberi kesaksian tentang Yesus yang digambarkannya sebagai “pembuat karya-karya yang mengagumkan” (=paradoxon ergon poietes) (Ant. 18.3.3 @ 63-64). Di dalam Alkitab bahasa Indonesia, beberapa peristiwa luar biasa yang diperbuat oleh Yesus disebut mukjizat (Mrk.6:2.5; Luk. 10:13; 19:37; Mat. 13:54). Dalam teks aslinya tidak pernah ditemukan kata “mukjizat” (Latin: miraculum).
Injil Sinoptik menggunakan kata dynameis yang sebenarnya berarti “karya kuasa”. Injil Yohanes menggunakan kata erga, “karya, pekerjaan” (Yoh.5:36; 10:25.32) atau semeia yang berarti “tanda” (Yoh.2:11; 4:54; 9:16). Dua istilah yang dipakai oleh Yohanes mengalihkan perhatian kita dari memandang karya-karya istimewa yang mengatasi hukum alam menjadi karya-karya yang mempunyai makna dan arti religius. Mukjizat yang dibuat oleh Yesus tidak berhenti di situ, tetapi membawa kepada sesuatu yang ada di baliknya. Sementara istilah pertama, dynameis, lebih menunjuk kepada pribadi Yesus dan kerajaan yang Ia wartakan. Dengan demikian semua mempunyai ciri Kristologis.
Dari Injil, kita juga tahu bahwa ada beberapa macam mukjizat yang dikerjakan oleh Yesus. Karena kisahnya terlalu bervariasi, tidak mudah untuk menentukan jenis mukjizat macam apa yang secara konkret diperbuat oleh Yesus. Secara umum, mukjizat Yesus dapat dimasukkan ke dalam empat golongan: Penyembuhan, Pengusiran Setan, Menghidupkan Orang Mati, dan mukjizat alam.
Mukjizat dan Pengusiran Setan
Gagasan bahwa roh jahat bisa mengganggu manusia, baik dari luar maupn dari dalam (kerasukan setan) sebenarnya merupakan gagasan yang berkembang luas dimana-mana. Bahkan sampai saat ini, di generasi ‘Tablet’ ini kita masih mendengar kisah-kisah seperti itu. Kisah orang kerasukan setan serta eksorsisme terus saja menjadi kisah yang menyita perhatian khalayak.
Catatan yang terdapat dalam Alkitab menunjukkan bahwa para murid Yesus yang pertama meyakini bahwa mereka mendapatkan kuasa mengusir setan/roh jahat dari Yesus sendiri sebagai bagian dari pengutusan mereka. (Mrk.6:7; Mat.10:1.8; Luk. 9:1). Tidak hanya itu, satu kali Injil Markus bahkan mencatat bahwa seorang yang bukan pengikut Yesus juga mengusir setan atas nama-Nya (Mrk. 9:38-40). Kisah Para Rasul menceritakan bahwa Paulus mampu mengusir roh jahat yang merasuki seseorang (Kis. 16:16-18; bdk. Kis. 19:12). Sementara itu beberapa dukun Yahudi berusaha meniru Paulus mengusir roh jahat dalam nama Yesus, tetapi ternyata tidak berhasil (19:13-17).
Seperti disinggung di atas, kecuali Injil Yohanes, Injil Sinoptik beberapa kali menceritakan bagaimana Yesus mengusir setan/roh jahat. Misalnya:
  • Pengusiran roh jahat di rumah ibadat Kapernaum (Mrk. 1:21-28; Luk.4:33-37).
  • Pengusiran roh jahat dari orang Gerasa (Mrk. 5:1-20 par).
  • Pengusiran roh dari seorang anak yang bisu (Mrk. 9:14-29 par).
  • Penyembuhan orang bisu yang kerasukan setan (Mat. 9:32-34).
  • Orang buta dan bisu yang kerasukan setan (Mat. 12:22-23; Luk. 11:14).
  • Pembebasan Maria Magdalena dari tujuh roh jahat. (Luk. 8:2).
  • Perempuan Siro-Fenisia yang anaknya kerasukan setan (Mrk.7:24-30; Mat.15:21-28).
Dalam mengusir roh jahat atau setan, Yesus tidak menggunakan teknik-teknik tertentu yang mungkin lazim dipergunakan waktu itu. Dia tidak berdoa, tidak melakukan gerak-gerak tertentu, tidak mengucapkan mantera tertentu, dan tidak menggunakan benda-benda tertentu. Yesus juga tidak mengusir setan atas nama seseorang seperti yang dilakukan orang (lih mis Kis. 16:18; 19:13). Yang diperbuat Yesus hanyalah membentak, menegor dengan keras, dan mengusir setan atau roh jahat yang merasuki seseorang.
Pengusiran setan menjadi bagian integral dari seluruh karya pelayanan Yesus yang mau membebaskan bangsa Israel dari segala penyakit dan kekuatan jahat yang mengakibatkan penderitaan dalam diri mereka. “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Mat. 19:28).
Mukjizat Penyembuhan
Mukjizat penyembuhan termasuk karya Yesus yang mempunyai ragam variasi. Akan tetapi dengan hanya membaca kisah-kisah tersebut, kita tidak tahu persis penyakit apa saja yang sebenarnya disembuhkan oleh Yesus. Gambaran yang disampaikan oleh para penulis Injil ditentukan oleh situasi orang zaman itu yang belum mempunyai pengetahuan yang memadai untuk menentukan suatu penyakit. Di dalam Injil tidak ada medical record dari orang-orang yang menderita sakit dan disembuhkan oleh Yesus. Meskipun demikian, kita bisa menggolongkan mukjizat penyembuhan itu sebagai berikut:
  1. Terdapat empat atau lima kisah mukjizat penyembuhan orang lumpuh (Mrk. 2:1-12; Yoh 5:1-9; Mat. 8:5-13), orang yang tangannya mati sebelah (Mrk. 3:1-6), perempuan yang bungkuk punggungnya (Luk. 13:10-17). Di sini mungkin masih ditambahkan apa yang dirumuskan secara umum dalam Matius 11:5 yang mengatakan, “..orang lumpuh berjalan.” Semua kisah itu berasal dari tradisi yang berbeda-beda.
  2. Ada tiga kisah berbeda yang bersangkut-paut dengan penyembuhan orang buta (Mrk.10:46-52; Mrk. 8:22-26; Yoh. 9:1-47). Mungkin juga bisa ditambahkan rumusan umum, “orang buta melihat” (Mat.11:5).
  3. Dua kasus orang kusta (Mrk. 1:40-45 par; Luk. 17:11-19).
  4. Kasus-kasus yang hanya terjadi sekali: penyembuhan ibu mertua Petrus (Mrk. 1:29-31 par), perempuan yang sakit pendarahan (Mrk. 5:24-34 par), seorang yang sakit busung air (Luk. 14:1-6), seorang yang tuli dan gagap (Mrk. 7:31-37), hamba Imam Besar yang telinganya disembuhkan (Luk. 22:49-51).
Kalau kita memperhatikan banyaknya mukjizat penyembuhan yang dibuat oleh Yesus dan mempertimbangkan bahwa kisah-kisat itu sebenarnya berasal dari tradisi yang berbeda-beda, tidak bisa dikesampingkan kemungkinan bahwa semasa hidupNya, Yesus memang pernah melakukan tindakan-tindakan penyembuhan orang yang menderita sakit.
Menghidupkan Orang Mati
Menyembuhkan orang sakit saja sudah membuat heboh banyak orang, apalagi menghidupkan kembali orang yang sudah mati. Boleh dikatakan bahwa mukjizat jenis ini yang paling merepotkan manusia modern. Beberapa ahli pernah berpendapat bahwa mukjizat jenis ini sebenarnya merupakan ciptaan Gereja Perdana untuk mengungkapkan keyakinan Gereja bahwa Kristus yang bangkit telah mengalahkan kuasa kematian.
Tetapi kita juga mempersoalkan bahwa gagasan seperti itu sebenarnya bertitik tolak dari sebuah penalaran tertentu. Karena mukjizat itu tidak bisa terjadi, demikian titik tolak berpikir banyak orang kisah-kisah Injil tentang mukjizat pasti tidak sungguh-sungguh terjadi. Kalau sekarang hal itu dianggap tidak bisa terjadi, dulu pun pasti tidak pernah terjadi. Atau kemungkinan orang memberi penjelasan bahwa orang mati yang dibangkitkan sebenarnya bukanlah orang yang benar-benar sudah mati. Apa yang mereka anggap ‘mati’ mungkin saja sebenarnya belum mati. Apalagi zaman itu, pemahaman medis tentu masih amat primitif dibandingkan zaman kita ini.
Tetapi, apakah hanya demikian? Dalam Perjanjian Lama terdapat beberapa cerita tentang seorang tokoh yang membangkitkan orang mati. Misalnya, Elia dan Elisa (I Raj. 17:17-24; IIRaj. 4:18-37; bdk II Raj. 13,20-21). Dalam Kisah Para Rasul, dikisahkan bahwa Petrus membangkitkan seorang perempuan bernama Tabita atau Dorkas (Kis.9:36-43). Beberapa tulisan Greko-Romawi memuat juga kisah-kisah tentang orang sudah mati yang dihidupkan kembali. Demikian juga beberapa kisah dalam tradisi Kristiani dan tradisi rabinik. Dengan demikian, mesti dikatakan bahwa sekalipun jumlahnya sedikit, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kisah penyembuhan dan pengusiran setan, kisah membangkitkan orang mati ternyata juga ada dan beredar. Karena itu, tradisi Kristiani awal yang mendengar atau mengisahkan kisah Yesus membuat mukjizat membangkitkan orang mati, sebenarnya tidak mendengar sesuatu yang sama sekali belum pernah didengar sebelumnya.
Di dalam Injil, sebenarnya hanya ada tiga kisah yang menceritakan Yesus membangkitkan orang mati:
  1. Membangkitkan anak Yairus (Mrk. 5:21-43 par) yang berasal dari tradisi Markus.
  2. Membangkitkan anak muda di Nain (Luk. 7:11-17), yang hanya terdapat dalam Injil Lukas dan berasal dari tradisi Lukas.
  3. Membangkitkan Lazarus (Yoh. 11:1-46), yang berasal dari tradisi Yohanes.
Di sini kita bisa menambahkan kata-kata Yesus yang biasanya dikatakan berasal dari tradisi Q (terdapat hanya dalam Matius dan Lukas), yaitu “…orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” (Mat. 11:5 ; Luk. 7:22).
Data-data di atas menunjukkan bahwa ternyata setiap tradisi yang berada di belakang keempat Injil, ternyata menyimpan kisah Yesus yang membangkitkan orang mati. Dari sini kita hanya dapat mengatakan bahwa kisah mukjizat Yesus yang membangkitkan orang mati kemungkinan besar mempunyai dasar pada hidup dan pelayanan Yesus sendiri.
Di dalam Injil sebenarnya kita bertemu dengan dua model kisah pembangkitan orang mati atau kisah kebangkitan. Kedua model itu berbeda satu sama lain secara mencolok. Yang pertama adalah kisah kebangkitan orang mati yang terjadi semasa karya publik Yesus.
Dalam kisah ini mereka yang tadinya sudah mati mendapatkan kembali kehidupannya dengan segala sesuatunya. Tentang anak Yairus yang dibangkitkan dikatakan bahwa ia “berdiri dan berjalan”. (Mrk. 5:42). Sementara Yesus sendiri menyuruh mereka memberi anak itu makan (Mrk. 5:43). Anak seorang janda dari Nain, setelah dibangkitkan, ” duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya” (Luk. 7:15). Demikian juga Lazarus keluar dari kubur, “kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan dan mukanya tertutup dengan kain peluh” (Yoh. 11:44). Berbeda dengan yang terjadi pada Yesus. Ketika Ia bangkit, dikatakan bahwa, “kain kafan terletak di tanah, sedangkan kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kafan itu, tetapi terlipat tersendiri di tempat yang lain” (Yoh. 20:6-7).
Jika diperhatikan, ketiga kisah mukjizat membangkitkan orang mati mempunyai unsur-unsur yang sama:
  1. Yesus bertemu dengan orang yang sedang mengalami kesedihan karena kehilangan (kecuali Luk.7:11-17).
  2. Yesus berkata atau bertindak yang membangkitkan orang yang sudah mati itu.
  3. Reaksi dari orang yang mengamati.
Kalau kita mengamati struktur kisah ini, kita melihat bahwa sebenarnya kisah ini lebih mirip dengan mukjizat penyembuhan orang sakit. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa mukjizat pembangkitan orang mati lebih berkaitan dengan kehidupan fisik di dunia ini. Orang yang sudah mati, ‘disembuhkan’ dari ‘penyakit’ terakhir, yaitu kematian dan kemudian dikembalikan ke kehidupan sebelumnya
Kisah kedua adalah kisah tentang kebangkitan Yesus sendiri. Kisah ini sama sekali berbeda dengan kisah-kisah mukjizat yang diceritakan di atas. Yesus dibangkitkan tidak berarti bahwa Ia kembali ke kehidupan sebelumnya. Kebangkitan Yesus tidak berarti Ia kembali ke kehidupan yang lama, melainkan berpindah melintasi kematian menuju kepenuhan kehidupan abadi dalam persekutuan dengan Allah sendiri. Berbeda dengan mukjizat pembangkitan orang mati yang dalam Injil hampir selalu dikisahkan dengan lengkap, kita sama sekali tidak mempunyai narasi tentang kebangkitan Yesus.

Mukjizat Alam
Kelompok keempat biasanya disebut dengan ‘mukjizat alam, (Nature Miracle). Sebutan mukjizat alam rasanya terlalu umum dan tidak bisa menunjukkan ciri-ciri khusus dari masing-masing mukjizat ini. Kisah-kisah ini tidak mempunyai struktur yang jelas seperti misalnya yang terdapat dalam kisah-kisah penyembuhan (lihat di tulisan sehubungan dengan kisah pembangkitan orang mati). Entah karena alasan apa, tiba-tiba saja Yesus berjalan di atas air (Mrk. 6:45-52 bdk. Yoh. 6:16-21). Demikian juga kisah Yesus yang mengutuk pohon ara (Mrk. 11:12-14.20-21). Rasanya tidak ada alasan yang amat mendesak yang memaksa Yesus untuk berbuat demikian. Kita juga bisa bertanya, sebenarnya tindakan apa yang mengakibatkan sebuah mukjizat alam terjadi. Dalam ketiga mukjizat lainnya, hal ini cukup terlihat, misalnya Yesus menghardik roh jahat, atau memerintahkan si lumpuh untuk bangkit, atau yang lain. Tetapi di dalam kisah mukjizat alam, kita penuh tanda tanya. Apa yang menyebabkan terjadinya mukjizat penggandaan roti? Apakah pada saat Yesus ‘menengadah ke langit dan mengucap berkat’ ? (Misalnya Mrk. 6.41 passim).
Kita tidak perlu memasuki diskusi semacam ini, kita langsung saja melihat secara lebih mendetail mukjizat apa yang biasanya digolongkan ke dalam ‘mukjizat alam’ ini.
  1. Mukjizat Pemberian (Gift Miracle). Termasuk dalam kategori ini adalah kisah dimana benda atau hal-hal tertentu tersedia dengan cara yang amat mengherankan. Misalnya kisah penggandaan roti (Mrk. 6:30-44, dsb). Kisah perkawinan di Kana ketika Yesus mengubah air menjadi anggur (Yoh. 2:1-11).
  2. Mukjizat Penampakan Tuhan (Epiphany Miracle). Dalam mukjizat ini keilahian seorang pribadi tampak dengan jelas. Satu-satunya mukjizat yang termasuk dalam kategori ini adalah kisah Yesus yang berjalan di atas air (Mrk. 6:5-52 bdk. Yoh. 6:16-21).
  3. Mukjizat Penyelamatan (Resque Miracle). Kisah ini menceritakan penyelamatan entah dari angin badai yang mengamuk atau dari penjara. Sepanjang berkaitan dengan kisah Yesus, satu-satunya contoh untuk mukjizat jenis ini adalah kisah Yesus yang menenangkan angin ribut (Mrk. 4:35-41; Mat. 8:23-27; Luk. 8:22-25). Kisah lain di luar Injil bisa ditemukan misalnya dalam Kisah Para Rasul 5:17-25, yan gmenceritakan bagaimana para rasul dibebaskan dari penjara.
  4. Mukjizat Kutukan (Curse Miracle). Dengan kata-kataNya, sang pembuat mukjizat menyebabkan terjadinya sesuatu yang merugikan atau kerusakan. Satu-satunya contoh dari pengalaman Yesus adalah ketika ia mengutuk pohon ara yang tidak berbuah (Mrk. 11:12-14.20-21; Mat. 21:18-22).
Kalau kita mengamati kisah-kisah yang tersaji di atas, tampak bahwa setiap kisah hanya muncul sekali di dalam Injil. Hanya dua kisah saja yang diceritakan dua kali dalam tradisi yang berbeda, yaitu kisah Yesus berjalan di atas air (Yoh. 6:16-21; Mrk.6:4-52) dan kisah penggandaan roti (Mrk. 6:30-44 dsb; Yoh.6:1-15). Berkaitan dengan mukjizat Yesus, persis dua mukjizat ini yang menghubungkan tradisi sinoptik dengan tradisi Yohanes.