PERAYAAN MISA JUMAT AGUNG
Jumat, 19 April 2019
Seturut tradisi yang sangat tua, pada hari ini dan
hari berikutnya Gereja sama sekali tidak merayakan sakramen selain Sakramen
Tobat dan Sakramen pengurapan Orang sakit. Pada hari ini komuni kudus dibagikan
kepada umat hanya pada upacara peringatan sengsara Tuhan. Tetapi pelayanan
komuni kepada orang sakit, yang tidak dapat berpartisipasi dalam perayaan ini,
dapat dilaksanakan kapan saja pada hari ini. Altar sama sekali kosong; tanpa
salib, tanpa lilin dan tanpa kain altar.
Perayaan Sengsara Tuha dilaksanakan sesudah tengah
hari, sekitar pukul tiga siang, kecuali jika atas pertimbangan pastoral dipilih
waktu sesudah itu.Perayaan terdiri atas tiga bagian, yakni Litrugsi Sabda,
Penyembahan Salib, dan Komuni Kudus. Imam dan Diakon, kalau ada, dengan
mengenakan busana liturgi berwarna merah seperti yang biasanya dikenakan pada
waktu misa, berarak ke altar dalam keheningan. Setelah memberi hormat ke altar,
mereka meniarap, atau kalau keadaan tidak memungkinkan, berlutut, dan berdoa
sejenak dalam keheningan. Semua yang lain (petugas dan umat) berlutut. Lalu
Imam dan para petugas menuju ke tempat duduk. Di situ Imam menghadap ke arah
umat dan sambil merentangkan tangan mengucapkan doa tanpa ajakan “Marilah
berdoa.”
BACAAN PERTAMA
L Bacaan
dari Kitab Yesaya (52:13; 53:12)
Ia ditikam karena kejahatan kita.
Beginilah
Firman Tuhan, “Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil! Ia akan ditinggikan,
disanjung dan dimuliakan! Seperti banyak orang tertegun melihat dia – rupanya
begitu buruk, tidak seperti manusia lagi, dan tampaknya tidak seperti anak
mansuia lagi, - demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, dan
raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia! Sebab apa yang tidak
diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan yang tidak mereka dengar akan
mereka pahami. Maka mereka berkata: Siapakah yang percaya kepada berita yang
kami dengar, kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? Sebagai taruk
Hamba Yahwe tumbuh di hadapan Tuhan, dan sebagai tunas ia muncul dari tanah
kering. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan, dan
biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya
terhadap dia, dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Ia tidak tampan, dan
semarak pun tidak ada padanya, sehingga kita tidak tertarik untuk memandang
dia; dan rupanya pun tidak menarik, sehingga kita tidak terangsang untuk
menginginkannya. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan
kesengsaraan kita-lah yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah,
dipukul dan ditindas Allah. Sessungguhnya dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; derita yang
mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing mengambil jalan sendiri! Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas, dan
tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti
induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak
membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang
nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri
orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang
menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan waktu mati ia ada di
antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan, dan tipu tidak
ada di dalam mulutnya. Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan,
dan apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih, ia akan melihat
keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksanakan karena
dia. Sesudah kesusahan jiwanya, ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab
Tuhan berfirman, hamba-Ku, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak
orang oleh hikmatnya, dan kejahatan dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan
kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh
orang-orang kuat sebagai jarahan. Ini semua sebagai ganti karena ia telah
menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara para
pemberontak sekalipun ia menanggung dosa banyak orang, dan berdoa untuk
pemberontak-pemberontak.
Demikianlah Sabda Tuhan
U Syukur kepada
Allah.
MAZMUR TANGGAPAN
Ulangan: Ya Bapa,
ke dalam tangan-Mu ‘kupercayakan jiwaku.
Ayat:
1.
Pada-Mu ya Tuhan, aku berlindung, jangan
sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, ke
dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah
yang setia.
2.
Di hadapan semua lawanku aku tercela,
tetangga-tetanggaku merasa jijik para kenalanku merasa ngeri; mereka yang
melihat aku cepat-cepat menyingkir. Aku telah hilang dari ingatan seperti orang
mati, telah menjadi seperti barang pecah
3.
Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya,
aku berkata, “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu. Lepaskanlah
aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskan dari orang-orang yang mengejar aku!
4.
Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu,
selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai
semua orang yang berharap kepada Tuhan.
BACAAN KEDUA
L Bacaan
dari Surat kepada Orang Ibrani (4:14-16; 15:7-9):
Ia telah belajar menjadi taat, dan menjadi
pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Saudara-saudara,
kita sekarang mempunyai Imam Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu
Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan kita! Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai,
hanya saja tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta
kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan
menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan pada waktunya. Dalam
hidup-Nya sebagai manusia, Yesus telah mempersembahkan doa dan permohonan
dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari
maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi sekalipun
Anak, Ia telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah
diderita-Nya! Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan
abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan
U Syukur kepada
Allah.
PENYEMBAHAN SALIB
Bersama beberapa putra-putri altar, Diakon atau
seorang petugas lain yang cakap pergi ke sakristi; dari sana ia membawa salib
yang diselubungi kain ungu, didampingi dua putra-putri altar yang membawa lilin
bernyala, berarak melintasi gereja menuju ke tengah panti imam.
Berdiri di depan altar menghadap umat, Imam
menerima salib, membuka selubung salib bagian atas, mengangkat salib, dan mulai
melagukan “Lihat kayu salib,” lalu dilanjutkan Diaokon atau, kalau perlu,
paduan suara. Umat menjawab: “Marilah kita sembah”. Seusai menyanyi, seluruh
umat berlutut dan bersujud sejenak dalam keheningan, sedangkan Imam tetap
berdiri dan mengangkat salib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar