Berani
Menjadi Baru
Oleh P.
Kornelius K.Keban, MSC, Pastor Paroki Stella Maris
Kalau
kita memperhatikan tema APP Regio Kalimantan tahun ini, “Berani Mempertahankan
dan Memperjuangkan Kalimantan Baru”, maka harus kita katakan bahwa tema ini
mengajak kita untuk merubah sikap kita dalam pelbagai aspek kehidupan, terutama
aspek relasional kita sebagai umat beriman. Aspek-aspek itu, antara lain
sebagai berikut.
1.
Relasi dengan Tuhan. Dalam berelasi dengan Tuhan kita
pertama-tama harus membangun sikap pasrah dan tobat. Tanpa kepasrahan kita
tidak akan menyadari bahwa kita sungguh tidak berarti di hadapan Dia yang penuh
kuasa dan Maharahim. Dengan kepasrahan kita terus menerus menaruh harapan akan
pertumbuhan hidup kita dan meletakkan di atas tangan-Nya yang kudus. Kesadaran
akan keterbatasan kita, mendorong kita membarui sikap hidup yang mungkin selama
ini masih cuek terhadap kemesraan dengan Dia. Kita mungkin merasa cukup dengan
memilih sebulan sekali untuk memuji dan memuliakan nama-Nya serta bersyukur
kepada-Nya bersama dengan umat lainnya. Atau bahkan kita menjadi bagian dari
orang-orang yang hanya memuji Tuhan setahun dua kali, yakni pada Hari Raya
Natal dan Paskah. Namun apakah cukup waktu bagi kita dengan membatasi diri pada
saat-saat tertentu untuk memuji dan mensyukuri apa yang telah Tuhan kerjakan
untuk kita? Kita harus berani menjadi baru.
Berdoa
tidak jemuh-jemuhnya.
2. Relasi dengan Sesama. Terhadap sesama, seeringkali kita
menaruh sikap iri, dengki, bahkan dendam terhadap mereka hanya karena hal-hal
kecil yang tidak kita sukai. Kita mengambil jarak dengan mereka, dan mungkin
saja kita menjelek-jelekkan mereka. Dengan sikap yang demikian, kita menjauhkan
diri dari harmonisasi kehidupan bersama dengan orang lain. Kita harus berani
menjadi baru. Menciptakan kehidupan yang harmonis dengan sesama.
3. Relasi dalam Keluarga. Cita-cita kehidupan rumah tangga adalah
membangun kesejahteraan untuk meraih kebahagiaan. Kebahagiaan itu adalah
cia-cita yang dialami dalam kehidupan keluarga. Kebahagiaan bukanlah sebuah
angan-angan atau khayalan belaka. Kebahagiaan adalah nyata. Dan untuk
meraihnya, kita harus menciptakan suasana kasih, di mana setiap anggota
keluarga (suami-isteri- dan anak-anak) harus mampu keluar dari egoisme cinta
yang membuat masing-masing anggota keluarga terkurung dalam dirinya sendiri,
atau bahkan justru mengurung anggota keluarga lain dalam gerakan pertumbuhan
dan perkembangannya sebagai orang beriman. Kita harus berani menjadi baru.
Membuat aanggota keluarga merasa betah dalam rumah.
4. Relasi dengan Alam. Kita seringkali menggunakan alam sesuka hati kita dengan dalih bahwa
Tuhan menyuruh kita untuk menguasai alam dan segala ciptaan lainnya untuk
kebahagiaan dan kesejahteraan kita. Dengan dalih itu, seringkali kita seenaknya
menggunakan alam tanpa mampu merasakan “sakitnya alam” yang kemudian akan
mengakibatkan pendiritaan bagi kita sendiri. Kita harus berani menjadi baru.
Melestarikan alam di pekarangan rumah kita.
Pesan Paskah tahun 2016 ini untuk
kita adalah bahwa Kebangkitan Tuhan menjadi jalan pembaruan sikap hidup kita
sebagai umat beriman. Pembaruan sikap ini, pertama-tama bisa kita lakukan kalau
kita menyadari bahwa ada kelemahan dalam diri kita masing-masing. Karena itu,
pertanyaan refleksinya adalah : “Apakah dalam diri kita masing-masing ada sikap
yang merusak harmoninya kehidupan dengan Tuhan, sasama, keluarga, dan alam
ciptaan lainnya?”
Mari
kita masuk dalam diri kita masing-masing untuk merenungkan bahwa Hari Raya
Paskah tidak hanya sekedar perayaan di mana kita boleh menyalakan Lilin Paskah
sambil menyanyikan madah Terang Kristus dan Alleluya Kristus sudah Bangkit,
tetapi lebih dari itu, yakni membangkitkan dalam diri kita kesadaran baru untuk
merubah diri kita. Dengan kesadaran baru, maka kita yakin dan percaya bahwa Dia
yang Bangkit jaya adalah Dia yang terus menyertai dan membarui diri kita.
Semoga
Paskah yang kita rayakan di Tahun Kerahiman ini, membentuk dalam diri kita
sebuah sikap pengakuan bahwa Bapa yang telah membangkitkan Yesus dari alam maut
sebagai jalan keselamatan bagi semua yang percaya kepada-Nya adalah Bapa yang
Maharahim, yang selalu menantikan anak-Nya kembali kepangkuan-Nya. Beranikah
kita menjadi baru? Semoga!
Selamat Hari Raya Paskah 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar