Kamis, 3 Mei 2012 adalah hari yang bersejarah bagi kehidupan umat
Katolik di Paroki Stella Maris-Siantan, Keuskupan Agung Pontianak. Sebab
setelah berumur 47 tahun, inilah pertama kalinya Paroki Stella Maris menyelenggarakan
tahbisan imam putra Paroki Stella Maris.
P. Dediam MSC ditandu siswa SMA Asisi dari SMP/SMA Asisi (foto:EP) |
Diakon Dedian merupakan putra Kalbar kedua yang akan ditahbiskan
sebagai Imam MSC, setelah sebelumnya P.Maskus Reponata, MSC ditahbiskan di
Darit, Landak tahun 2010. Diakon Dedian mengambil motto tahbisan “Ia yang
memanggil kami adalah setia, ia juga akan menggenanpinya” (I Tes.5:24).
Dedian tamatan SDN 16 Pontianak Utara (1994); SMP Santo Fransiskus
Asisi (1997) dan SMA Santo Fransiskus Asisi (2000). Kemudian melanjutkan kelas
persiapan calon imam di Nyarumkop dan mulai pendidikan calon imam MSC tahun
2001 di Sekolah Tinggi Filsafat-Seminari Pineleng Manado. Setamat S1 tahun 2006
Fr.Dedian melakukan tahun pastoral selama tiga tahun di Paroki Perawan Maria
Hati Tak Bernoda Langgur-Maluku Utara dan di Paroki Ratu Rosari Suci-Manado.
Setelah menamatkan Pasca Sarjana (S2) ia bertahun diakonal di Paroki St.
Agustinus dan Matias-Darit Kabupaten Landak.
Rangkaian acara tahbisan dimulai pukul 07.00 WIB berupa penyambutan
pihak Yayasan Pancur Kasih bersama siswa, guru dan staff SMP dan SMA Santo
Fransiskus Asisi. Dari kompleks persekolahan Asisi diarak dengan tandu dengan
diiringi barongsai dan tarian Dayak. Sampai ke halalman gereja, pihak keluarga
menyerahkan calon imam kepada Uskup Agung Pontianak Mgr. Hieronymus Bumbun OFM
Cap.
Upacara inti berupa pentahbisan dimulai pukul 09.00 dipimpin Mgr.
Hieronymus Bumbun OFM Cap didampingi 30 imam sebagai konselebran. Setelah
prosesi tahbisan yang memakan waktu sekitar tiga jam selesai, maka dilakukan
acara ramah tamah dan hiburan.
Menurut Ketua Panitia Pentahbisan Alfonus Ayab, didampingi Sekretaris
Antonius Suprayogi, panitia mengundang seribu orang, baik dari Pontianak maupun
luar Kalbar, termasuk para pejabat seperti Gubernur Kalbar Cornelis dan kepala
Dinas. “Ini adalah acara umat dan kebanggan umat. Karena itulah sebagai
ungkapan syukur atas berkat Tuhan ini, panitia telah mengorganisir seluruh
rangkaian kegiatan ini semenarik dan semeriah mungkin,”jelas Alfonsus.
Tentang MSC
Missionarii
Sacritissimi Cordis disingkat MSC dalam bahasa Indonesia berarti Misionaris Hati Kudus Yesus. MSC
didirikan imam muda di Perancis, Jules Chevalier awal abada ke-19.
Sampai kini
MSC berkarya di 54 negara dengan 2.000 imam dan bruder. Di Indonesia MSC mulai
berkarya tahun 1903 di Kepulauan Kei, Maluku. Anggota MSC di Indonesia kini 335
dan berkarya di 11 keuskupan, antara lain Pontianak, Ambon, Manado, Makasar,
Jakarta, Jayapura, Palembang. Ada sejumlah pastor/bruder MSC Indonesia berkarya
di luar negeri, seperti Amerka Serikat, Australia, Kepulauan Pasifik, Papua Nu
Gini, Jepang, Perancis dan Ekuador.
Selain karya
pastoral parokial, anggota MSC juga melibatkan diri dalam karya-karya
kategorial, antara lain pendidikan dan pembinaan, sosial karitatif (panti
asuhan, pengobatan, asrama), sarana komunikasi sosial (radio, percetakan,
majalah), usaha produktif (air minum dan lilin) serta Justice, Peace, and
Integrity of Creation (JPIC).
Edi
V.Petebang, Humas Panitia Pentahbisan Imam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar