Minggu, 20 Maret 2016

Jadwal Perayaan Paskah Paroki Stella Maris 2016


Renungan Paskah 2016: Berani Menjadi Baru



Berani Menjadi Baru
Oleh P. Kornelius K.Keban, MSC, Pastor Paroki Stella Maris

Kalau kita memperhatikan tema APP Regio Kalimantan tahun ini, “Berani Mempertahankan dan Memperjuangkan Kalimantan Baru”, maka harus kita katakan bahwa tema ini mengajak kita untuk merubah sikap kita dalam pelbagai aspek kehidupan, terutama aspek relasional kita sebagai umat beriman. Aspek-aspek itu, antara lain sebagai berikut.
            1. Relasi dengan Tuhan. Dalam berelasi dengan Tuhan kita pertama-tama harus membangun sikap pasrah dan tobat. Tanpa kepasrahan kita tidak akan menyadari bahwa kita sungguh tidak berarti di hadapan Dia yang penuh kuasa dan Maharahim. Dengan kepasrahan kita terus menerus menaruh harapan akan pertumbuhan hidup kita dan meletakkan di atas tangan-Nya yang kudus. Kesadaran akan keterbatasan kita, mendorong kita membarui sikap hidup yang mungkin selama ini masih cuek terhadap kemesraan dengan Dia. Kita mungkin merasa cukup dengan memilih sebulan sekali untuk memuji dan memuliakan nama-Nya serta bersyukur kepada-Nya bersama dengan umat lainnya. Atau bahkan kita menjadi bagian dari orang-orang yang hanya memuji Tuhan setahun dua kali, yakni pada Hari Raya Natal dan Paskah. Namun apakah cukup waktu bagi kita dengan membatasi diri pada saat-saat tertentu untuk memuji dan mensyukuri apa yang telah Tuhan kerjakan untuk kita? Kita harus berani menjadi baru.
Berdoa tidak jemuh-jemuhnya.
            2. Relasi dengan Sesama. Terhadap sesama, seeringkali kita menaruh sikap iri, dengki, bahkan dendam terhadap mereka hanya karena hal-hal kecil yang tidak kita sukai. Kita mengambil jarak dengan mereka, dan mungkin saja kita menjelek-jelekkan mereka. Dengan sikap yang demikian, kita menjauhkan diri dari harmonisasi kehidupan bersama dengan orang lain. Kita harus berani menjadi baru. Menciptakan kehidupan yang harmonis dengan sesama.
            3. Relasi dalam Keluarga. Cita-cita kehidupan rumah tangga adalah membangun kesejahteraan untuk meraih kebahagiaan. Kebahagiaan itu adalah cia-cita yang dialami dalam kehidupan keluarga. Kebahagiaan bukanlah sebuah angan-angan atau khayalan belaka. Kebahagiaan adalah nyata. Dan untuk meraihnya, kita harus menciptakan suasana kasih, di mana setiap anggota keluarga (suami-isteri- dan anak-anak) harus mampu keluar dari egoisme cinta yang membuat masing-masing anggota keluarga terkurung dalam dirinya sendiri, atau bahkan justru mengurung anggota keluarga lain dalam gerakan pertumbuhan dan perkembangannya sebagai orang beriman. Kita harus berani menjadi baru. Membuat aanggota keluarga merasa betah dalam rumah.
            4. Relasi dengan Alam. Kita seringkali menggunakan alam sesuka hati kita dengan dalih bahwa Tuhan menyuruh kita untuk menguasai alam dan segala ciptaan lainnya untuk kebahagiaan dan kesejahteraan kita. Dengan dalih itu, seringkali kita seenaknya menggunakan alam tanpa mampu merasakan “sakitnya alam” yang kemudian akan mengakibatkan pendiritaan bagi kita sendiri. Kita harus berani menjadi baru. Melestarikan alam di pekarangan rumah kita.
            Pesan Paskah tahun 2016 ini untuk kita adalah bahwa Kebangkitan Tuhan menjadi jalan pembaruan sikap hidup kita sebagai umat beriman. Pembaruan sikap ini, pertama-tama bisa kita lakukan kalau kita menyadari bahwa ada kelemahan dalam diri kita masing-masing. Karena itu, pertanyaan refleksinya adalah : “Apakah dalam diri kita masing-masing ada sikap yang merusak harmoninya kehidupan dengan Tuhan, sasama, keluarga, dan alam ciptaan lainnya?”
            Mari kita masuk dalam diri kita masing-masing untuk merenungkan bahwa Hari Raya Paskah tidak hanya sekedar perayaan di mana kita boleh menyalakan Lilin Paskah sambil menyanyikan madah Terang Kristus dan Alleluya Kristus sudah Bangkit, tetapi lebih dari itu, yakni membangkitkan dalam diri kita kesadaran baru untuk merubah diri kita. Dengan kesadaran baru, maka kita yakin dan percaya bahwa Dia yang Bangkit jaya adalah Dia yang terus menyertai dan membarui diri kita.
            Semoga Paskah yang kita rayakan di Tahun Kerahiman ini, membentuk dalam diri kita sebuah sikap pengakuan bahwa Bapa yang telah membangkitkan Yesus dari alam maut sebagai jalan keselamatan bagi semua yang percaya kepada-Nya adalah Bapa yang Maharahim, yang selalu menantikan anak-Nya kembali kepangkuan-Nya. Beranikah kita menjadi baru? Semoga!

Selamat Hari Raya Paskah 2016